News Update :
Home » , , » Sinopsis Brilliant Legacy episode 28 (Final Episode Ending Spoiler)

Sinopsis Brilliant Legacy episode 28 (Final Episode Ending Spoiler)

Penulis : rierie_destiny on Tuesday 23 February 2010 | 22:23

Seung Mi panik lari keluar mencari dan memanggil-manggil ibunya. Dia lari ke atap apartemen. Ibunya sudah dipinggir pagar, Seung Mi menangis memohon ibunya untuk tidak melaksanakan niatnya. 
"Tidak ada lagi yang nenyayangiku selain kau Bu. Aku tidak punya siapa-siapa lagi. Seburuk apapun yang ibu kerjakan dulu aku masih membutuhkan ibu"
Ibunya mematung memikirkan perkataan anaknya
"Namun jika ibu harus melakukannya , ajaklah aku pergi ibu", kata Seung Mi sambil naik menghampiri ibunya. Sung Hee sadar, mereka menangis berpelukan.

Pagi harinya Sung Hee menemui Go Pyung Jung
"Ini bukti uang asuransi sudah aku kembalikan semuanya. Ini juga sebagian hasil sewa apartemen, apartemen itu sudah ditawarkan ke broker, tinggal tunggu terjual. Seung Mi memintaku mengembalikan semua ini" kata Sung Hee.
Dia berkata menuruti semua keiinginan Sung Hee dan akan hidup menemani Seung Mi untuk menebus semua kesalahannya. Dia meminta agar Go Pyung Jung membiarkan mereka pergi karena Seung Mi sudah tidak punya siapa-siapa.

Seung Mi pergi ke Bu Am Dong dia membawakan Burger dan Cola kesukaan Eun Woo. dia bicara pada Eun Sung.
"Ibuku berniat bunuh diri. Biarkan kita pergi Eun Sung",mohon Seung Mi
Seung Mi meminta Eun Sung jangan memperkarakan ibunya, karena ibunya berbuat semua itu demi dirinya.
"Ibu tahu aku menyukai Hwan, dan ingin sejajar dengan keluarga Hwan, dia jadi tergila-gila harta. Maafkanlah Ibu, Eun Sung"
Eun Sung walau kesal berusaha menerima.

Di rumah ayah berbicara pada Eun Sung. Ayah minta maaf karena membiarkan Sung Hee pergi tanpa persetujuan Eun SUng.
"Karena bagaimanapun aku yang memulai semua ini. Walau sulit dimaafkan mari kita lupakan semuanya dan memandang ke depan", kata ayahnya
Ayahnya menawarkan Eun Sung boleh meneruskan kuliahnnya lagi yang terhenti jika ia mau. Eun Sung juga merasa harus mencarikan sekolah untuk Eun Woo.

Hwan mencari informasi pendaftaran tes masuk perusahaan (Jin Sung). Manager Lee berkata dia khan cucu nenek. Hwan tahu neneknya tak suka mengandalkan koneksi. Seung Mi menemui Hwan di restoran. Dia minta hwan untuk terakhir kalinya melakukan sesuatu yang ingin dia lakukan bersama Hwan tapi belum kesampaian
Ternyata Seung Mi ingin naik bis bersama Hwan. Dia berterimakasih pada Hwan yang telah menemaninya selama ini. Hwan juga minta maaf kepada Seung Mi atas semua yang terjadi karenanya.Seung Mi melepas Hwan turun duluan.

Di rumahnya seung mi sedang berkemas untuk pindah. Dia akhirnya rela membuang foto terakhirnya bersama Hwan yang dulu tidak jadi dia bakar, juga gantungan HP pemberian Hwan. (duh jadi aku yg sedih skr)
Dia dan ibunya lalu keluar dan pindah dari tempat itu.

Yong Suk mencari hwan ke restoran. Dia meminta hwan tidak melaporkannya ke pihak berwajib.
"Aku kan tidak mengabaikan dia, tolonglah"
"Brengsek kamu. kamu tahu Eun Sung sampai menangis darah karena bingung mencari adiknya!" Kata hwan marah sambil mencengkram kerah baju Yong Suk.
Eun Sung datang ke restoran, dia memarahi Hwan mencengram leher seseorang.Dia pikir itu pelanggan.
Hwan heran. Begitu Eun Sung melihat Yong Suk dia mengenalinya
"Oh jadi kamu ya!". Eun Sung langsung meninju Yong Suk dengan keras saking kesalnya.

Eun Sung duduk di roof garden. Hwan datang membawakan es dan handuk lalu mengkompres tangan Eun Sung dengan sayang.
"Kamu bisa melukai tanganmu". EUn Sung hanya melihat terharu.
Eun Sung akhirnya berkata "Aku memutuskan akan pergi melanjutkan kuliah lagi ke luar negeri"
"Jangan pergi!", kata hwan kaget dan marah. "Bukankah selama ini kita selalu berdiskusi di sini, berusaha di jalanan bersama. Stelah semua tercapai kamu mau pergi begitu saja?! Jadi selama ini aku jadi tidak berarti apa-apa bagimu?! ", hwan kesal dan kecewa.
Hwan heran bisa-bisanya hanya karena tidak bertemu beberapa hari Eun Sung langsung memutuskan hal ini.
"Tapi aku harus mencarikan Eun Woo sekolah piano yang bagus agar dia bisa jadi pianis dan komposer", kata Eun Sung.
"Eun Woo?". Hwan terduduk lemas, kalau untuk Eun Woo dia tidak bisa apa-apa

Eun Sung menjemput Eun Woo dari les piano dengan sepedanya. Eun Woo melihat Eun Sung memutar rekaman pidato Hwan di depan karyawan pabrik.
"Kakak ramyeon/ramen", kata Eun Woo melihat rekaman Hwan. "Kakak ramyeon menyukai spy.Spy cantik tapi tidak mau menurut. Kamu tahu rasanya menyukai orang yang membencimu", Eun Woo menirukan ucapan Hwan. Eun Sung langsung menghentikan sepedanya "Sun Woo hwan berbicara seperti itu?"
Eun Sung terharu.

Di rumah ayahnya berbicara pada Eun Sung bahwa nenek memberikannya proyek untuk membangun apartemen untuk karyawan.  Ayah lalu bertanya
"Apa tidak masalah kamu pergi ke luar negeri. Kamu menyukai cucu nenek Hwan itu ya"
"Tidak apa-apa", kata eun sung (berbohong)
Ayahnya berkata bahwa dulu Eun sung terbiasa melakukan sesuatu yang dia suka dan tidak melakukan yang tidak disukai. Tapi sekarang EunSung seperti menanggung semua bebannya sendiri.
"Lakukanlah sesutatu yang tidak akan kamu sesali", ayah menasehati Eun Sung.
Eun Sung lalu pergi.

Hwan merasa kesepian membayangkan ditinggal Eun Sung, dia termenung dan tiduran di bekas kamar Eun Sung.
Nenek masuk ke kamar itu. Hwan langsung bangun karena malu

"Mengapa kau tidur di kamar Eun Sung?", kata nenek "Kamu juga bisa boleh kalau ingin melanjutkan lagi kuliahmu ke luar negeri?" Hwan mulai ceria.
"Putuskanlah sesuatu yang paling sedikit penyesalannya", ujar nenek sambil pergi.

Hwan terlihat tergesa-gesa turun, nenek heran karena dia tidak meminjam mobil.
Hwan tak sabar menunggu bis yang tak kunjung datang. dia menyesal karena tak memijam mobil nenek. Dia  menyeberang untuk mencari taksi. Pada saat yang sama Eun Sung akan turun dari bis menemui Hwan. Eun Sung melihat Hwan akan pergi menyetop taksi.
Dia berteriak-teriak dari dalam bis. Minta hwan jangan kemana-mana. Hwan tak jadi naik taksi. Eun Sung bergegas turun dari bis, lari menghampiri Hwan. Dia nekad menyebrangi jalan yang ramai kendaraan. Hwan begitu cemas
"Itu berbahaya"
Eun Sung akhirnya sampai dengan terengah engah
"Tunggulah aku. Aku tidak bisa tidak pergi. Kamu harus menungguku", kata Eun Sung. Hwan terharu
"Aku tentu akan menunggumu, bodoh, aku menunggumu", jawab hwan
Hwan memeluk Eun Sung erat. mereka berpelukan di pinggir jalan dengan rasa haru.
Sampai malam mereka masih bersama dan mengobrol di taman.
Hwan berkata bahwa dia belum bisa meninggalkan nenek. Dia merasa belum cukup memberikan kenangan yang baik untuk nenek. Dia sadar ingatan nenek perlahan-lahan akan berkurang (karena sakitnya).
"Aku ingin kenangan tentangku yang buruk terhapus dan berganti kenangan yang bagus. Aku, Sun Woo hwan juga ingin menunjukkan pada nenek bahwa aku bisa membangun hidupku sendiri sedikit semi sedikit"
"kamu sedikit keren sekarang", kata Eun Sung bangga
"cuma sedikit?", Hwan merajuk
"Aku percaya kamu bisa melakukan semua itu karena kamu cucu nenek". Eun sung memegang tangan Hwan erat. mereka saling berpengangan.
Ayah Eun Sung menunggu di luar dengan cemas karena anak gadisnya sudah larut belum juga pulang. Go pyung jung melihat hwan dan Eun Sung pulang bergandengan tangan dengan mesra. Hwan dan Eun Sung kaget, mereka buru-buru melepaskan tangan mereka dengan kikuk
"Maafkan saya. Ini tidak akan terjadi lagi", hwan membungkuk dengan hormat tanda menyesal.
"Sudah larut, ayo masuk",kata ayah pada Eun Sung
Hwan pamit pulang dengan rasa bersalah Eun Sung, Hyeri, Jun Se, dan Im Jung perpisahan di restoran Jun Se. Jun Se dan Hyeri tidak bisa melepas kepergian Eun Sung karena mereka sudah akan mengurus restoran kapal pesiar.
Eun Sung minta Jun Se menjaga Hyeri.
Saat berpisah Jun Se dan Eun Sung bersalaman
"Terimakasih Oppa karena selama ini telah menolong aku dan ayahku selama masa sulit", kata Eun Sung.
"Aku hanya ingin melihat orang yang aku sukai bahagia. kamu harus awet sama Hwan. Supaya aku bisa berkata bahwa kamu tidak memilihku karena mendapat seseorang yang lebih baik", kata Jun Se Oppa

Nenek di kantor melihat berkas calon karyawan baru yang akan masuk. Dia kaget karena ada berkas Hwan di situ . Di rumah, nenek memilihkan wanita untuk teman kencan Pyo, tapi Pyo enggan, Nenek heran, karena Pyo tidak pernah mau berkencan. Nenek memperlihatkan foto itu pada Oh Yon Ran dia tidak suka. Di dapur dia menyindir Pyo.
"Jadi kamu masih setia ya pada wanitamu yg lebih tua ya. Kamu jangan-jangan menemuinya saat kita semua tidur", young ran kesal "Wanitamu itu dia lebih tua, tidak dewasa...eh . .apa itu mungkin aku?"Oh yong ran tiba2 menyadari Pyo itu menyukai dirinya.
Pak Pyo menghadap nenek dan dia memohon maaf karena selama ini lancang. Nenek tidak bisa berkata apa-apa karena antar manusia tidak ada hirarki. Dia bisa tenang terhadap Oh Yong Ran sekarang.

Suasana makan antara Yong Ran dan Pyo jadi kaku, mereka terharu. Jung dan Hwan heran. Jung menyindir Hwan yang mau-maunya berhubungan dengan wanita yang akan pergi ke luar negeri. Nenek akhirnya berkata pada anggota keluarganya dia membatalkan wasiatnya yang dulu karena Eun Sung tidak mau menerimanya. Dia sudah menulis wasiatnya yang baru sendiri, menandatanganinya dan memberikannya pada Hwan untuk dipernuhi. Isinya nenek akan membagikan saham bagiannya ke karyawan dan sebagian asetnya akan disumbangkan.
Jung dan ibunya sedikit kecewa.

Nenek bicara dengan Hwan. Nenek tak menyangka Hwan masuk ke perusahaan.
"Kau keberatan dengan wasiatku?", tanya nenek memastikan
Hwan menggeleng. Sejak peristiwa RPUSLB yang akan menurunkan nenek, Hwan sadar karakteristik perusahaan Jin Sung.
"Aku hanya ingin bekerja di tempat ayahku dulu bekerja". Nenek kemudian ingat dia pernah sayup-sayup mendengar pengakuan Hwan tentang kematian ayahnya.
"Ayahmu itu hanya ingin menyelamatkan hidup anaknya.kau tak perlu merasa bersalah"
"Tapi itu karena aku saat itu tidak mau menurut"
"SEmua orang tua akan melakukan itu. Kau tak perlu terbebani hal ini begitu lama".
Nenek memeluk Hwan

Sekarang tentang Ending para pendukung drama ini.

Para karyawan Jin Sung senang karena mereka mendapat pembagian saham dari nenek. Mereka jadi lebih merasa memiliki perusahaan.
Park Tae So kerja di firma hukum jadi tidak terlalu sibuk, dia berkata pada Jun Se ingin bermaafan dengan mantan istrinya (mamanya Jun Se)
Ayah Eun Sung sedang mempersiapkan proyek baru pertamanya membangun kompleks apartemen untuk para karyawan Jinsung.
Seung Mi mengajar anak-anak SD, dia juga menabung untuk bisa melanjutkan sekolah. Ibunya, Sung Hee membuka counter bunga segar.
Nyonya Oh sudah biasa menyiapkan sarapan, tapi Hwan dan Jung sekarang sibuk dan jarang sarapan. Hwan sibuk bekerja di perusahaan, Jung sibuk melamar kerja (tapi belum berhasil).
Suatu hari Hwan dipanggil atasannya bahwa proposal yang pernah mereka bahas dipertanyakan oleh Presiden Direktur(Hwan sptnya ditempatkan bag. business development). Hwan menghadap nenek.
"Proposal untuk mengembangkan bisnis global?" , Nenek memastikan.
"betul", jawab hwan.nenek penasaran "Dan cabang pertama kita adalah new York?", nenek mulai curiga.
"Apa tidak ada maksud pribadi?". Hwan dengan tegas menyangkalnya tapi dia tersenyum pada nenek.

Satu hari menjelang keberangkatan Eun Sung ke New York.
Eun Sung berbelanja keperluaan untuk keberangkatannya. Eun Woo jalan bersama Hwan minum Jus. Hwan melatih Eun Woo untuk memanggilnya kakak ipar . Dia juga memanggil Eun Woo adik ipar. Hwan minta Eun Woo menghafal nomor teleponnya. Dia harus menjaga EUn Sung dan melapor jika Eun Sung berbuat macam-macam atau tertawa ramah dengan pria lain di New York nanti, juga neneleponnya jika kangen.
Hwan melihat hasil belanjaan Eun Sung.
"Banyak sekali, apa kau ini ke US mau bermigrasi?!", kata Hwan
"Belanja di sini lebih irit dari pada di sana", kata Eun Sung
Hwan mengajak adik ipar untuk segera pergi ke rumah nenek . Eun Sung geleng-geleng kepala karena mereka saling memanggil ipar.

Eun Sung menemui nenek di kamarnya. Pamit karena besok malam akan berangkat. Dia minta nenek selama dia tidak ada rajin mimum obat, main catur, merangkai bunga juga ber olah raga.
"Kau takut musim dingin nanti aku tidak ingat padamu lagi?", sindir nenek. Eun Sung berjanji akan pulang saat liburan musim dingin.
Nenek berterimakasih pada Eun Sung karena telah bertemu dengan Hwan
Keesokan paginya. Hwan berjanji kencan dengan Eun Sung. Hwan menunggu EUn sung di luar pagar. EUn Sung kali ini keluar lebih awal 5 menit ga mau terlambat 10 menit lagi. Kencan teakhir Eun Sung di Seoul ini giliran Hwan yang mengaturnya .
Hwan membawa Eun Sung ke sebuah danau dan hwan telah menyiapkan tenda, kursi meja makan peralatan makan dan memasak. Eun Sung kagum. Hwan berkata
 "Ini tempat terakhir aku dan ayah ke sini. aku pikir aku tidak akan ke sini lagi. Tapi akhirnya aku mau ke sini mengajakmu", kenang hwan
 "Kau seharusnya mengajakku ke sini lebih awal". Eun Sung bersimpati pada Hwan.

Eun Sung pikir mereka akan memancing. Ternyata hanya Eun Sung yang diminta memancing karena Hwan akan menyiapkan hidangan.
Hwan mulai menyiapkan masakannya. Dia terlihat kepayahan memotong-motong labu yang keras juga tidak biasa memotong wortel.
Eun Sung merasa tidak enak tapi dia dilarang melihat. Hwan sibuk memasak sambil membaca resep, dia akan memasak kare.

Hwan menghidangkan masakan yang tertata dengan rapi dan indah, di meja ada rangkaian bunga mawar pink.
Eun Sung penasaran kapan Hwan pergi membawa semua peralatan kemari.
"Aku pergi sebelum fajar"
"Lalu kau kembali lagi menjemputku?", tanya Eun Sung kagum. Mereka mencicipi masakan Hwan. Hwan sempat minder karena masakannya daripada kare masakannya lebih terasa seperti bubur labu (malu sama Eun Sung yang jago masak kali)
"Yang kumakan ini enak ko". Eun Sung mengeluarkan airmata saking terharunya.
Hwan ingin Eun Sung mengenangnya dia lah laki-laki yang terakhir menyiapkan dan memberinya makan sebelum dia berangkat (. Di ingin memberi kesan baik untuk Eun Sung. Dia nanti juga ingin menengok Eun Sung

Setelah makan mereka bergandengan berjalan-jalan di sisi danau. Lalu Eun Sung berkata saatnya mereka harus pergi jika tidak ingin terlambat ke bandara. Wajah Hwan lansung terlihat sendu. Eun Sung langsung mengalihkan perhatian Hwan.
"Kamu kalau pulang kantor harus langsung pulang ya!. Kalau baru gajian tidak boleh minum-minum. Apalagi kalau sampai mabuk lalu mengetuk pintu rumah cewe. Awas aku aka menghajarmu!", ancam Eun Sung.
"Apa lagi?", Hwan siap mendengar
"Sun Wo hwan!.... , kalimat Eun Sung tiba-tiba berhenti. Eun Sung agak ragu dia mendekat ke telinga hwan. Sa- rang- hae", bisik Eun Sung malu.  "Apa katamu?", hwan hampir tak percaya. "Katakan sekali lagi", pinta Hwan
Tapi Eun Sung cuma diam, dia mengulangnya dengan cara mengecup bibir Hwan . Hwan surprised dan happy, dia melayang dan Hwan pun tak ingin berhenti berciuman.
 cr : nana-catatanku.blogspot.com

Please Repost with Full Credit and include our link..Thanks..^^
Share this article :

Post a Comment

 
Design Template by panjz-online | Support by creating website | Powered by Blogger